SELAMAT DATANG

Assalamu'alaikum Warahmatullohi Wabarakatuh

Selamat datang para pengelana dunia maya.
Selamat datang diduniaku, dunia sederhana yang dipenuhi dengan kebebasan dalam berekspresi,
namun tetap mengedepankan Ahlaqul karimah,
tanpa takut oleh tekanan dari manapun, dan jauh dari diskrimininasi budaya, hukum, martabat, derajat dan pangkat.

Ini adalah suara murni hatiku,
yang terangkai dalam dalam bentuk kata-kata,
entah jelek entah bagus, namun inilah aku yang jujur dalam berfikir dan berkata.

Moga ada guna dan manfaatnya

Amin Amin Ya Robbal Alamin

Selasa, 18 Oktober 2011

MENGOBATI HATI YANG TERSAYAT


Dengan tertatih beberapa bingkai jiwa yang melepuh, kini kembali meronta penuh kepedihan, meski awalnya percaya akan datangnya keajaiban namun kini kembali lagi pesimistis muncul dihati, apa ada yang salah dengan hatiku.
Entah berapa purnama telah ku jejaki, namun tetap saja kembimbangan yang mengaburkan sorot mataku, padahal dengan tameng keimana, harusnya aku lebih kokokh dan lebih kuat menerjang arus kemadlorotan.
Kini hanya dengan tangis yang tersisa, aku himpun kembali bendera-bendera keagungan iman, aku coba rengkuh lagi monument ketaqwaan yang telah ternoda dan tersibakkan nafsu angkara.
Ternyata..
Jaminan keamanan dan keimanan, sejatinya berada digenggaman kita sendiri, bukan ditangan ibu, ayah, sodara bahkan para guru kita, semua tergantung bagaimana jiwa mengolah nafsu dan bagaimana iman mengekang pemikiran.
Hanya dengan meratap kepadanya…
Kita temukan kedamaian, ketentraman bahkan kebahagiaan. Kepada Allah semata kita bisa mencurahkan segala beban jiwa yang menyesakkan dada, kita bias mengeluh dengan bebas, bahkan beruraian air mata, mohon maaf fan mohon petunjuk kepadanya..
Tapi ternyata berat nian aku rasakan dalam melangkah, aku malah jatuh tersungkur  dan tersayat lagi…

Senin, 10 Oktober 2011

ANTARA KATA HATI DAN KATA NALURI


Manakala hati kembali berada dalam persimpangan jalan, dengan tertatih aku kumpulkan serpihan –serpihan memori dari mana, dimana dan akan kemana aku musti melangkah.

Kembali bayAng-bayang manis nan anggun itu muncul kembali, namun kali ini bukan senyum yang ia suguhkan kepadaku, tapi derai air mata, ratapan lirih dan kata-kata kepedihan. 

Jauh dan terlalu jauh aku terperosok dalam jebakan cinta ini, hingga degup jantungkupun terkadang kusebut namanya, aduh.. tak dapat aku pungkiri dia terlalu pekat dalam sukmaku.

Padahal durasi nyawa yang telah tuhan berikan mungkin tinggal setengah perjalanan, namun timbuan dosa yang telah tersimpan telah melebihi kadar batas normal.

Dengan apa dan bagaimana harus aku akhiri tinta hitam ini, sedangkan disana bundaku menunggu dengan bangga dan berbahagia, sang putra membawa lentera keagungan dunia. 

Mereka hanya mirsani baju zirah yang agung ini, tanpa mereka lihat noda-noda kehidupan yang terpacar dalam keredupan.

Kepalsuan 2011

Minggu, 02 Oktober 2011

KEKUATAN CINTA SEORANG IBU


Terik sinar sang mentari, begitu terasa panas dikota Kediri ini, kulit terasa terbakar kepanasan. Hal ini juga terasa di kantorku yang kecil namun bersejarah ini, panasnya mentari bercampur dinginnya angin kencang yang berhembus membuat badan ta keruan. Assalamualaikum, sebuah suara yang serak parau terdengar dari balik pintu kantor, lantas muncullah seorang wanita baya dengan baju lusuh, berjilbab usang dan wajah penuh dengan keringat. Usai aku persilahkan duduk segera aku sodorkan beberapa pertanyaan basa basi kepadanya. 

Setelah beberapa saat mengobrol, dia mulai menjelaskan maksud dan tujuan ia singgah di Pesantren Lirboyo ini. Tujuannya hanya sederhana, ia ingin meminta tolong, manakala pengurus Pondok menemukan seorang pemuda yang berwajah sesuai dengan foto yang ia bawa, ia memohon sudilah kiranya memberi kabar kepada dirinya, dengan runtut dan jelas ia menceritakan kelainan yang diderita putranya. Semenjak remaja putra yang ia cintai itu menderita gangguan jiwa sehingga sering keluar rumah tanpa izin, bahkan 2 tahun belakangan ia tidak pernah pulang kerumah sama sekali, entah ada dimana

Usai menceritakan ihwal anaknya, tiba-tiba ibu renta ini menitikkan air mata di depanku, mengisahkan betapa gundah dan gulana hatinya memikirkan putra yang ia sayangi, “Senajan putro kulo meniko edan, nangin manah kulo tasik rumaos sayang dateng lare niku, keranten putro kandung kulo tiambak…”, bergetar hatiku mendengar tutur kata ibu renta ini, meskipun secara materi tak ada yang dapat ia harapkan dari seorang anak yang gila tersebut, namun kasih sayangnya tidak berhenti begitu saja. Berjuta-juta dana telah ia keluarkan dan berkilo-kilo jarak yang telah ia tempuh demi mencari keberadaan putranya tersebut.
Ya Allah terima kasih telah engkau bukakan mata ini, dengan menunjukkan betapa dahsyatnya kasih sayang seorang Ibu terhadap anaknya, Ternyata kasih ibu benar-benar sepanjang masa. 

Lirboyo 02 Oktober 2011