Masih dengan keluhan yang sama, sampai kapan aku akan bertahan dengan kesendirian dan bertahan dengan hujatan, padahal disana semua gelak tawa bahagia telah berpadu indah.
Entahlah apakah mereka bisa menafsiri senyumku ini lebih dalam, sebab senyum ini hanyalah sebuah keluh kesah yang menyeruak dengan bahasa lain, terus terang aku goyah hadapi kenyataan ini.
Dengan segenap daya upaya yang masih tersisa, aku kembali bangkit dari keterpurukan, meski kembali cercaan dan hujatan selalu datang menghadang.
Padahal sang pemimpin jiwa berujar, sampai kapanpun hati tidak akan mantab jika kau tidak mantapkan hati, sebab hati harus diarahkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar