SELAMAT DATANG

Assalamu'alaikum Warahmatullohi Wabarakatuh

Selamat datang para pengelana dunia maya.
Selamat datang diduniaku, dunia sederhana yang dipenuhi dengan kebebasan dalam berekspresi,
namun tetap mengedepankan Ahlaqul karimah,
tanpa takut oleh tekanan dari manapun, dan jauh dari diskrimininasi budaya, hukum, martabat, derajat dan pangkat.

Ini adalah suara murni hatiku,
yang terangkai dalam dalam bentuk kata-kata,
entah jelek entah bagus, namun inilah aku yang jujur dalam berfikir dan berkata.

Moga ada guna dan manfaatnya

Amin Amin Ya Robbal Alamin

Jumat, 23 Desember 2011

GIGIHNYA NDENO MENGAIS SANG HALAL

Dengan terampil dan cekatan, tangannya menuangkan adonan putih itu, ke dalam wajan kecil yang bertengger diatas bara api. Tatkala berubah warna, dengan cekatan adonan tadi diangkat, lantas ditempatkan diatas hamparan kayu bersih. Tak berhenti hanya disitu rupanya, pekerjaan masih berlanjut, dengan menaburkan aneka macam perasa, mulai strawbery hingga remahan kacang, usai dipotong kecil-kecil jajanan yang masih mengepulkan aroma sedap tersebut dikemas dalam kardus kecil, akhirnya usailah satu pekerjaan dengan ganti beberapa lembar ribuan. Tapi, masih ada beberapa pelanggan yang dengan setia menunggu sang koki, memainkan jemari tangannya, untuk dibuatkan jajanan khas yang bernama Roti Terang Bulan.

Itulah aktifitas terbaru, dari teman karibku, Mr. Sandenow, seorang guru diniyyah yang sabar, telaten dan pantang menyerah. Diusia pernikahan yang belum genap 7 purnama, kedua pasangan muda ini dengan tekun dan sabar mengusir ego, memeras keringat hingga banting tulang mengais rejeki halal.

Terus terang aku bangga dengan sahabatku ini, meski dengan segudang ilmu hati yang ia kuasai dan dengan ditemani istrinya yang setia menyenandungkan Ayat-ayat suci yg telah ia hafalkan, ia tak risi berdiri sepanjang malam, menemani gerobaknya yang kokoh. Ia tak mengeluh, meski peluh menggenahi dahinya yang mulai menghitam.

Tekad yang kuat dan semangat yang bulat, di camkan dalam sanubarinya, Ia yakin dan sangat yakin, Gusti Allah akan buka pintu hati dan gerbang rezeki. Aku salut dan benar-benar sangat salut. Jangan menyerah kawan, pertarungan masih panjang.

Kini, dentang jam tanganku menunjukkan angka sembilan, kulihat ndeno dan belahan jiwanya berkemas, merapikan semua peralatan perangnya. Dari bahan adonan yang tersisa, sepertinya hari ini hanya tersisa sedikit sekali, artinya dagangan mereka laku lumayan, sesekali dengan senyum riang, sang istri mengucap syukur.

Selamat kawan, kau telah menangkan peperangan hari ini, halal pun telah kau capai...

Nambah dikit : bagi yang pengen coba roti terang bulan produk ndeno, dateng aja ke pasar Campurejo Mojoroto, trus jalan ngidul 20 M dan liat timur jalan. Ada roti terang bulan Amsterdam 4

Rabu, 16 November 2011

IBUKU KANGEN BAITULLAH


Sorot matanya tajam, mengamati dengan seksama satu persatu memori indah kala berada di Kota suci Makkah Al Mukarromah, yang terpampang di Laptopku. Sesekali Ibu mengomentari dengan jelas dan bersemangat, moment yang paling berharga dalam hidupnya tersebut. Ingatan ibu pun juga masih tajam, menguraikan dengan detail, setiap sudut yang tergambar dalam foto-foto itu. Ini dimana, tempat apa, dengan siapa, melakukan apa dan sebagainya.
 
Namun sebuah kalimat membuatku haru, “Aku kangen karo Ka’bah….” Ujarnya lirih. Singkat sekali penggalan kalimat itu, namun dalam sekali makna yang terkandung didalamnya. Sontak suasana menjadi hening, aku tahan nafasku dalam-dalam, aku tak mau mengganggu romantisnya cinta Ibu pada sang Pencipta, meski lewat rumahnya saja, aku biarkan Ibu larut dalam kerinduan yang mendalam akan kenikmatan yang tercipta kala Ibu tengadahkan tangan di Masjidil Haram,Aku persilahkan ibu dengan tenang, menghayalkan kembali kesyahduan yang tercipta mana kala menjalankan sholat sunnah Arbain di Masjid An-Nabawi.

Terbersit keinginan mendalam di lubuk hatiku, alangkah nikmat dan lengkapnya kebahagiaan hidup ini, mana kala di berikan Anugerah menjalankan Ibadah Haji, bersama dengan sang Bunda tercinta. Ada penuntun jiwa ini yang bersedia mendampingi dengan sabar dan tekun, semua rukun-rukun Haji. Ada sosok yang istiqamah menjalankan kesunahan-kesunahan Haji dengan rajin. Aku ingin dan sangat ingin…. Berhaji dengan Ibuku.

Kediri pertengahan November ‘11

Selasa, 18 Oktober 2011

MENGOBATI HATI YANG TERSAYAT


Dengan tertatih beberapa bingkai jiwa yang melepuh, kini kembali meronta penuh kepedihan, meski awalnya percaya akan datangnya keajaiban namun kini kembali lagi pesimistis muncul dihati, apa ada yang salah dengan hatiku.
Entah berapa purnama telah ku jejaki, namun tetap saja kembimbangan yang mengaburkan sorot mataku, padahal dengan tameng keimana, harusnya aku lebih kokokh dan lebih kuat menerjang arus kemadlorotan.
Kini hanya dengan tangis yang tersisa, aku himpun kembali bendera-bendera keagungan iman, aku coba rengkuh lagi monument ketaqwaan yang telah ternoda dan tersibakkan nafsu angkara.
Ternyata..
Jaminan keamanan dan keimanan, sejatinya berada digenggaman kita sendiri, bukan ditangan ibu, ayah, sodara bahkan para guru kita, semua tergantung bagaimana jiwa mengolah nafsu dan bagaimana iman mengekang pemikiran.
Hanya dengan meratap kepadanya…
Kita temukan kedamaian, ketentraman bahkan kebahagiaan. Kepada Allah semata kita bisa mencurahkan segala beban jiwa yang menyesakkan dada, kita bias mengeluh dengan bebas, bahkan beruraian air mata, mohon maaf fan mohon petunjuk kepadanya..
Tapi ternyata berat nian aku rasakan dalam melangkah, aku malah jatuh tersungkur  dan tersayat lagi…

Senin, 10 Oktober 2011

ANTARA KATA HATI DAN KATA NALURI


Manakala hati kembali berada dalam persimpangan jalan, dengan tertatih aku kumpulkan serpihan –serpihan memori dari mana, dimana dan akan kemana aku musti melangkah.

Kembali bayAng-bayang manis nan anggun itu muncul kembali, namun kali ini bukan senyum yang ia suguhkan kepadaku, tapi derai air mata, ratapan lirih dan kata-kata kepedihan. 

Jauh dan terlalu jauh aku terperosok dalam jebakan cinta ini, hingga degup jantungkupun terkadang kusebut namanya, aduh.. tak dapat aku pungkiri dia terlalu pekat dalam sukmaku.

Padahal durasi nyawa yang telah tuhan berikan mungkin tinggal setengah perjalanan, namun timbuan dosa yang telah tersimpan telah melebihi kadar batas normal.

Dengan apa dan bagaimana harus aku akhiri tinta hitam ini, sedangkan disana bundaku menunggu dengan bangga dan berbahagia, sang putra membawa lentera keagungan dunia. 

Mereka hanya mirsani baju zirah yang agung ini, tanpa mereka lihat noda-noda kehidupan yang terpacar dalam keredupan.

Kepalsuan 2011

Minggu, 02 Oktober 2011

KEKUATAN CINTA SEORANG IBU


Terik sinar sang mentari, begitu terasa panas dikota Kediri ini, kulit terasa terbakar kepanasan. Hal ini juga terasa di kantorku yang kecil namun bersejarah ini, panasnya mentari bercampur dinginnya angin kencang yang berhembus membuat badan ta keruan. Assalamualaikum, sebuah suara yang serak parau terdengar dari balik pintu kantor, lantas muncullah seorang wanita baya dengan baju lusuh, berjilbab usang dan wajah penuh dengan keringat. Usai aku persilahkan duduk segera aku sodorkan beberapa pertanyaan basa basi kepadanya. 

Setelah beberapa saat mengobrol, dia mulai menjelaskan maksud dan tujuan ia singgah di Pesantren Lirboyo ini. Tujuannya hanya sederhana, ia ingin meminta tolong, manakala pengurus Pondok menemukan seorang pemuda yang berwajah sesuai dengan foto yang ia bawa, ia memohon sudilah kiranya memberi kabar kepada dirinya, dengan runtut dan jelas ia menceritakan kelainan yang diderita putranya. Semenjak remaja putra yang ia cintai itu menderita gangguan jiwa sehingga sering keluar rumah tanpa izin, bahkan 2 tahun belakangan ia tidak pernah pulang kerumah sama sekali, entah ada dimana

Usai menceritakan ihwal anaknya, tiba-tiba ibu renta ini menitikkan air mata di depanku, mengisahkan betapa gundah dan gulana hatinya memikirkan putra yang ia sayangi, “Senajan putro kulo meniko edan, nangin manah kulo tasik rumaos sayang dateng lare niku, keranten putro kandung kulo tiambak…”, bergetar hatiku mendengar tutur kata ibu renta ini, meskipun secara materi tak ada yang dapat ia harapkan dari seorang anak yang gila tersebut, namun kasih sayangnya tidak berhenti begitu saja. Berjuta-juta dana telah ia keluarkan dan berkilo-kilo jarak yang telah ia tempuh demi mencari keberadaan putranya tersebut.
Ya Allah terima kasih telah engkau bukakan mata ini, dengan menunjukkan betapa dahsyatnya kasih sayang seorang Ibu terhadap anaknya, Ternyata kasih ibu benar-benar sepanjang masa. 

Lirboyo 02 Oktober 2011

Rabu, 28 September 2011

MENJAGA HATI


Selama hati masih bisa berbicara selama itu pula bisik kotor hati manusia bisa terjadi merongrong manusia, ini tabiat dan fitrah manusia. Meski terdengar sadis tapi ini adalah kenyataan yang tak mungkin dipungkiri. Namun yang jadi pembahasan utama saaat ini adalah bagai mana cara hati kita bisa menata dengan perlahan tanpa ada yang tersakiti.

Terkadang dengan sinis dan kata-kata kebencian kita sisihkan keberadaan mereka, terkadang dengan dengan cemoohan hina kita gunjinng mereka, seakan kita adalah mahluq sempurna yang jauh dari kata salah dan dosa amarah. Seakan kita adalah mahluh kaffah yang tak akan mendapatkan murka dari gusti Allah Taala.

Namun bila kita sadari dengan hati yang tulus serta jujur, sebenarnya kita tak kalah tragisnya dengan apa yang pelacur lakukan, kita lebih kurang ajar ketimbang yang maling lakukan, kita lebih hina dari pada yang dilakukan pemabuk dijalanan, kita lebih sadis daripada yang dilakukan seorang pelaku pembunuhan. Hanya dengan kedengkian dan perasaan sok suci maka akan leburlah semua perkara baik yang pernah kita perbuat.

Suatu saat aku pernah bicara dengan seorang begundal yang suka mabuk dan berzina, dimata masyarakat awam, ia terlihat bagai sampah dunia yang sudah di nass masuk neraka, namun dengan polos ia berkata, aku ini orang berdosa yang tak henti-hentinya meminta maaf pada sang pencipta, semoga hatiku dan imanku terjaga. Sontak mataku terbuka, ternyata kita dikalahkan seorang bajingan dalam menata hati, kita kalah peringkat dengan seorang pezina, karena mereka lebih jujur tuk menata hati ketimbang kita yang dengan congkak mengatakan yang paling banyak amalnya.