Tujuh purnama sudah aku dan istriku lewati masa-masa awal membina rumah tangga, jujur saja hingga tulisan ini aku buat, aku masih tak percaya jika aku sudah punya istri, sesekali aku mencuri pandang terhadap wajahnya yang manis, aku bertanya kepada diriku sendiri, benarkan gadis manis ini istriku, ternyata jawabannya tetap, gadis bermata indah ini adalah benar-benar istriku.
Subhanallah, sungguh beruntung tiada rugi diriku, bisa bersanding selamanya dengan dia, parasnya yang elok, pekertinya yang santun, keilmuannya yang tinggi, hingga sifat qona'ahnya yang tiada terkira, membuat diriku selalu jatuh cinta di setiap waktu.
Meskipun di dua purnama awal adalah masa-masa terberat dalam hidup kami, namun aku yakin ini adalah proses menemukan jati diri pernikahan yang dilandasi iman, taqwa juga cinta, ya cinta... Karena bagaimanapun sebuah mahligai rumah tangga akan menjadi pincang jika cinta bertepuk sebelah tangan, sama halnya dengan aku, butuh waktu hingga 3 purnama untuk bisa menyatukan hati ini, tapi aku tak patah arang karena tak mungkin aku temukan sosok sebaik ini di wanita lain, oleh karenanya harus aku pertahankan sekuat tenaga dan kesabaran harus ekstra.
Kesabaranku berbuah manis, sedikit demi sedikit terbukalah tabir keindahan cinta, hati kami saling berpaut, cinta, rindu, asmara, berbunga dan ribuan sanjungan cinta, menggelora di segenap jiwa. Aku seperti baru merasakan sebenarnya pengantin baru, yaaa setelah 3 bulan baru kurasakan nikmatnya menjadi suami dan istri...
Kini disaat-saat hening seperti ini, aku tatap wajah istriku dalam-dalam, aku amati tanpa bosan, sambil berguman dalam hati "Subhanallah, cantik nian istriku ini...."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar