Dengan terampil dan
cekatan, tangannya menuangkan adonan putih itu, ke dalam wajan kecil
yang bertengger diatas bara api. Tatkala berubah warna, dengan cekatan
adonan tadi diangkat, lantas ditempatkan diatas hamparan kayu bersih.
Tak berhenti hanya disitu rupanya, pekerjaan masih berlanjut, dengan
menaburkan aneka macam perasa, mulai strawbery hingga remahan kacang,
usai dipotong kecil-kecil jajanan yang masih mengepulkan aroma sedap
tersebut dikemas dalam kardus kecil, akhirnya usailah satu pekerjaan
dengan ganti beberapa lembar ribuan. Tapi, masih ada beberapa pelanggan
yang dengan setia menunggu sang koki, memainkan jemari tangannya, untuk
dibuatkan jajanan khas yang bernama Roti Terang Bulan.
Itulah aktifitas terbaru, dari teman karibku, Mr. Sandenow, seorang guru diniyyah yang sabar, telaten dan pantang menyerah. Diusia pernikahan yang belum genap 7 purnama, kedua pasangan muda ini dengan tekun dan sabar mengusir ego, memeras keringat hingga banting tulang mengais rejeki halal.
Terus terang aku bangga dengan sahabatku ini, meski dengan segudang ilmu hati yang ia kuasai dan dengan ditemani istrinya yang setia menyenandungkan Ayat-ayat suci yg telah ia hafalkan, ia tak risi berdiri sepanjang malam, menemani gerobaknya yang kokoh. Ia tak mengeluh, meski peluh menggenahi dahinya yang mulai menghitam.
Tekad yang kuat dan semangat yang bulat, di camkan dalam sanubarinya, Ia yakin dan sangat yakin, Gusti Allah akan buka pintu hati dan gerbang rezeki. Aku salut dan benar-benar sangat salut. Jangan menyerah kawan, pertarungan masih panjang.
Kini, dentang jam tanganku menunjukkan angka sembilan, kulihat ndeno dan belahan jiwanya berkemas, merapikan semua peralatan perangnya. Dari bahan adonan yang tersisa, sepertinya hari ini hanya tersisa sedikit sekali, artinya dagangan mereka laku lumayan, sesekali dengan senyum riang, sang istri mengucap syukur.
Selamat kawan, kau telah menangkan peperangan hari ini, halal pun telah kau capai...
Nambah dikit : bagi yang pengen coba roti terang bulan produk ndeno, dateng aja ke pasar Campurejo Mojoroto, trus jalan ngidul 20 M dan liat timur jalan. Ada roti terang bulan Amsterdam 4
Itulah aktifitas terbaru, dari teman karibku, Mr. Sandenow, seorang guru diniyyah yang sabar, telaten dan pantang menyerah. Diusia pernikahan yang belum genap 7 purnama, kedua pasangan muda ini dengan tekun dan sabar mengusir ego, memeras keringat hingga banting tulang mengais rejeki halal.
Terus terang aku bangga dengan sahabatku ini, meski dengan segudang ilmu hati yang ia kuasai dan dengan ditemani istrinya yang setia menyenandungkan Ayat-ayat suci yg telah ia hafalkan, ia tak risi berdiri sepanjang malam, menemani gerobaknya yang kokoh. Ia tak mengeluh, meski peluh menggenahi dahinya yang mulai menghitam.
Tekad yang kuat dan semangat yang bulat, di camkan dalam sanubarinya, Ia yakin dan sangat yakin, Gusti Allah akan buka pintu hati dan gerbang rezeki. Aku salut dan benar-benar sangat salut. Jangan menyerah kawan, pertarungan masih panjang.
Kini, dentang jam tanganku menunjukkan angka sembilan, kulihat ndeno dan belahan jiwanya berkemas, merapikan semua peralatan perangnya. Dari bahan adonan yang tersisa, sepertinya hari ini hanya tersisa sedikit sekali, artinya dagangan mereka laku lumayan, sesekali dengan senyum riang, sang istri mengucap syukur.
Selamat kawan, kau telah menangkan peperangan hari ini, halal pun telah kau capai...
Nambah dikit : bagi yang pengen coba roti terang bulan produk ndeno, dateng aja ke pasar Campurejo Mojoroto, trus jalan ngidul 20 M dan liat timur jalan. Ada roti terang bulan Amsterdam 4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar