Rabu, 12 Januari 2011
KESAN INDAH BERSAMA SULTONUL ULAMA’
Sebuah kenikmatan besar tengah aku reguk, meski dengan keterbatasan kemampuan dalam menelaah ilmu, aku masih diberikan kenikmatan oleh Allah untuk bersua dengan salah seorang Maestro ilmu dari negeri para habaaib Hadarmaut Yaman, beliau adalah Alhabib Al Alim Al Alamah Sultonul Ulama As Syayid Salim bin Abdulloh Bin Asyatiri pengasuh Ma’had Tarim Hadramaut Yaman.
Awal mula anugerah ini aku mulai dari ditugaskannya aku menjemput sang habib di perbatasan kabupaten Kediri, yang rada bikin aku bangga adalah aku di tugaskan menjemput beliau dengan menumpang mobil Patwal milik Polresta Kediri, akhirnya setelah menunggu setengah jam hingga aku muntah-muntah karena di guncang-guncang mobil patwal itu, akhirnya aku dapat bersua denagn sang habib, perjalananpun berlanjut, dengan iringan rebana yang dinaikkan diatas truck terbuka dan iringan konvoi kendaraan bermotor kami menuju perlahan menuju pondok pesantren Lirboyo. Terus terang perasaanku saat itu sangat merinding membayangkan betapa agung sosok orang yang aku jemput ini.
Banyak sekali para maha guru-guruku yang berkena menjemput kerawuhan sang habib ini, hingga hampir larut malam kesemuanya berkenan untuk beramah tamah dengan beliau, usai beramah tamah akhirnya sang habib berkenan untuk istirahat dan aku yang bertugas untuk menjaga ndalem semalaman, karena jika sewaktu-waktu sang habib membutuhkan bantuan, ada yang siap melayani, akhirnya malam itu aku gunakan sebaik-baiknya untuk betul-betul merasakan indahnya malam bersama sang kekasih Allah, nikmat memang, seakan malam pun tunduk hormat kepadanya. Kala sang surya menyembul di ufuk barat, sang habib beserta para santri kesayangannya melaksanakan sholat subuh berjamaah, disinilah aku kembali rasakan kedamian jiwa berada ditengah-tengah orang alim dan beriman, berada di antara orang-orang sholeh, meski aku tidak hafal runtutan doa’ayang di panjatkan sang habib beserta murid-muridnya, namun aku ikuti kesemuanya dengan seksama termasuk didalamnya beberapa ijazah langka yang mungkin hanya santri Tarim yang mendapatkan kesempatan.
Itulah sepenggal cerita indah yang aku petik dari kerawuhan sang Habib, namun sebetulnya banyak sekali kisah indah yang lain yang aku himpun selama bertugas melayani beliau, sosok yang sorot matanya tajam namun santun dalam berujar, teguh dan kuat dalam menjalankan ibadah meski dalam usianya yang sepuh. Semoga dimasa depan nanti aku dapat menirukan meski sekejap semua amaliyah dan keilmuan yang beliau sandang, amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar