Untung tak dapat diraih dan musibah tak dapat ditolak, tatkala Fuad dan Aziz mulai menikmati hasil dari jerih payah yang mereka bangun selama ini. Pertengahan bulan November 2005 tiba tiba pulau Bali diguncang oleh Bom II, meski korban yang ditimbulkan dari Bom kali ini tak sebesar Bom Bali I, namun masalahnya, dampak yang ditimbulkan dari bom tersebutlah yang cukup besar dan akhirnya sekali lagi hanya karena sipelaku bom bunuh diri tersebut beragama Islam, kemudian Masyarakat Bali langsung menvonis Fuad dan Aziz termasuk dari bagian pelaku bom, dan akhirnya kisah tragis itu terulang lagi, satu persatu para pelanggan menjauh, taksudi lagi makan diwarung yang mereka dirikan, meski tidak secara terang terangan mengatakan, warga sekitar menolak kehadiran pedangang muslim didaerah mereka, ironisnya terkadang rasa benci warga bali, disertai dengan kekerasan terhadap Fuad dan Aziz, malahan Aziz pernah dihajar massa karena nekat berjualan didepan kantor Desa, akhirnya demi menyambung hidup, mau tak mau Fuad dan Aziz, harus meninggalkan Pulau Bali, karena suasana sudah tidak lagi kondusif, akhirnya sia sialah perjuangan mereka selama ini.
Pasca peristiwa Bom bali yang meluluh lantakkan beberapa daerah dikota bali pada tahun 2002 dan tahun 2005 lalu, ternyata tidak hanya meninggalkan rasa trauma mendalam bagi warga Bali namun juga meninggalkan sebuah rasa dendam kesumat yang berbuah rasa sentimentil terhadap pemeluk agama islam, diakui atau tidak beberapa kasus yang mengemuka akhir akhir seperti kasus diatas dan juga ratusan kasus yang lain, membuktikan bahwa, penduduk Bali masih menyimpan rasa dendam terhadap agama yang dipeluk sang pengebom. Berbagi macam bentuk teror dan intimidasi kerap kali diterima kaum muslimin diBali, mulai dari boikot Ekonomi, hinaan, makian, sampai dengan pengaiayaan berat. Namun sayangnya pemerintah setempat terkesan kurang apriori dan tanggap dengan kasus yang terjadi belakangan ini, bahkan terkesan buta mata. Tragisnya rintihan dan jeritan dari para muslimin yang mengadu nasib dipulau bali ternyata tak pernah disentuh oleh Pers, kuat dugaan antara Pemerintah, pihak yang berwajib dan Pers seakan-akan bersengkongkol untuk mengusir para pendatang dari luar daerah khususnya yang beragama islam untuk hengkang dari pulau Bali. Padahal mestinya Pemerintah bersama aparat terkait berusaha bahu membahu memberikan penyuluhan kepada masyarakat Bali tentang apa itu Teroris ? dan apa itu Islam?,
Dan sudah selayaknya warga Bali sendiri bisa memahami dan mengerti tentang perbedaan Teroris dan islam, supaya untuk langkah kedepan antar pemeluk agama tidak lagi ada kesalah pahaman yang dapat berakibat konflik horizontal dan dapat menggangu stabilitas Nasional.
Semoga Islam tetap Damai.
M. Arif Noer
* Terinspirasi dari sebuah surat “ jeritan hati” dari sahabatku, Ach. Khoiron. Kintamani Bangli Bali
Tulisan ini aku pasang di mading Hidayah tahun 2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar