Manakala hati kembali berada dalam persimpangan jalan,
dengan tertatih aku kumpulkan serpihan –serpihan memori dari mana, dimana dan
akan kemana aku musti melangkah.
Kembali bayAng-bayang manis nan anggun itu muncul kembali,
namun kali ini bukan senyum yang ia suguhkan kepadaku, tapi derai air mata,
ratapan lirih dan kata-kata kepedihan.
Jauh dan terlalu jauh aku terperosok dalam jebakan cinta
ini, hingga degup jantungkupun terkadang kusebut namanya, aduh.. tak dapat aku
pungkiri dia terlalu pekat dalam sukmaku.
Padahal durasi nyawa yang telah tuhan berikan mungkin
tinggal setengah perjalanan, namun timbuan dosa yang telah tersimpan telah
melebihi kadar batas normal.
Dengan apa dan bagaimana harus aku akhiri tinta hitam ini,
sedangkan disana bundaku menunggu dengan bangga dan berbahagia, sang putra
membawa lentera keagungan dunia.
Mereka hanya mirsani baju zirah yang agung ini, tanpa mereka
lihat noda-noda kehidupan yang terpacar dalam keredupan.
Kepalsuan 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar