Hari-hari ini kesabaranku diuji, setelah sekian waktu aku
diam mengikuti arus, lama-lama hatiku berontak, ada sesuatu yang tidak beres
tengah terjadi, ada pembohongan ditengah kepercayaan yang telah kuberi, sahabat
yang aku percaya mewujudkan mimpi, justru memudarkan harapan, yang tersisa
hanya bayang-bayang semu.
Ya betapa mahal harga sebuah kepercayaan, hingga tak
ternilai oleh nominal rupiah, namun sayang, terkadang kepercayaan yang telah
kita sematkan di pundak seseorang yang kita anggap dewa malah berbalik menusuk
dari belakang.
Pupus sudah harapanku untuk mempercayainya, sekarang yang
tersisa hanya kebencian kepadanya, juga kekasihnya, keluarganya bahkan
semuanya, aku tercabik oleh luka yang menganga, aku terlena bujuk rayu kebusukan
didada, dan aku pula yang kini meratapi kemana akan aku bangun rasa percaya
ini.
Sahabat, gelar ini terlalu tinggi aku sematkan kepadamu,
Sebab kau tak lagi pantas aku panggil sebagai teman, entah predikat apa yang
pantas aku panggil kepadamu selain musuh, sebab saking sakitnya aku di
perlakukan seperti ini.
Komitmen untuk sanggup membenahi berganti tema menjadi
sanggup membuat kerusakan sekaligus dalam waktu yang teramat lama, hingga bosan
aku mengingatkanmu, hingga jenuh aku merengek meminta tolong padamu, hingga
marah hatiku setelah tau kenyataan yang berlaku. Kau lebih memilih terlena
dalam dunia maya yang hanya berisi kehidupan semu, dari pada realita kehidupan
yang penuh perjuangan bermakna.
Sekarang kita benar-benar berbeda, aku murni hanya ingin
memberikan dan menularkan ilmu yang selama ini aku pelajari, sedangkan kamu
ingin berlimpah dan bergelimang materi, meski kawan sendiri tersakiti.
Baiklah... Silahkan hengkang dari pandanganku dan bawa hasil jerih payah
penipuanmu, aku ucapkan sukses...!!!
Anda berhasil menipuku...
Kita lihat dan kita buktikan, siapa kelak yang mampu
mengatakan bahwa kejujuran akan berbuah keberhasilan dan sebaliknya, penipuan
akan berbuah kepahitan !!!
Refleksi emosi yang sedang meninggi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar