Dengan perasaan gontai dan lunglai, seorang lelaki muda
langkahkan kakinya menuju kamarnya yang sederhana tak jauh dari Masjid
bersejarah di Pesantren tua itu, terseok dan tanpa gairah terlihat, tiada
sedikitpun senyum yang tersungging dibibirnya, hanya tatapan mata kosong, tanpa
arti.
"Ya Allah... Betapa tega ia Khianati aku.." itulah
sebait kata tanpa nada yang berulang kali terlontar dari mulutnya, setelah ia
sampai dikamar, ia hempaskan tubuhnya hingga terhuyung di pojok kamar, lantas
dengan malas ia tutupi kedua matanya dengan lengan tangan, sembari membuka
serpihan memori terkelam dan tersakit, yang pernah ia rasakan.
Betapa tidak! Seseorang yang ia harap mampu menjadi
pendamping dimasa datang, susah maupun senang, sehat mupun sakit dan kaya
maupun miskin. Dengan tega menduakan cintanya. Betapa mengiriskan hati manakala
seseorang yang akan ia harapkan menjadi ibu dari anak-anaknya dan menantu dari
ibunya. Tega mencari persinggahan hati selain dirinya.
Padahal, tak sedikitpun terbersit dalam benaknya, untuk
sejenak singgah di dermaga hati yang lain. Tak sedikitpun ada niat dihatinya
untuk mendua, bahkan tak ada sedikitpun kata hati untuk berbuat yang sangat
licik, yakni Selingkuh!
Dengan nafas berat, lelaki itu mulai mengatur serpihan
kehidupan yang terserak, tata hati yang telah lebur dan harapan semu yang tak
berkesudahan.
kekasih yang sangat ia cintai dengan segenap jiwa, tega
berpaling dan mendua dengan kekasihnya terdahulu, padahal sang kekasih sudah
berjanji dan mengikrar diri, untuk tidak berpaling darinya dan tidak akan
meninggalkannya. Bahkan sang kekasih, dengan tanpa berdosa melakukan pertemuan
dengan sang mantan, ditengah dinginnya malam di tempat yang dirahasiakan.
Tanpa disadari, beberapa tetes air mata meleleh dari sudut
mata lelaki muda tersebut, dengan pelan ia tanggalkan kacamatanya yang usang,
lantas ia biarkan matanya berkaca-kaca menahan sakit dan perih yang tiada
terkira. Ia tak habis pikir, betapa mudah ia khianati kemurnian cintanya,
mengapa dengan kejam ia tinggalkan kesetiaan dari dalam hatinya. padahal tidak
sedikit waktu dan pikirannya yang terampas untuk menhamba kepadanya, entah
berapa lembar rupiah yang telah musnah, untuk sekedar memanjakannya, dan entah
berapa pertikaian kecil yang terjadi, antara sang lelaki dengan emaknya di
kampung, gara-gara ngotot ingin mempersuntingnya.
Mengapa....
Dan mengapaaaa...!!!
Dengan tega wanita cantik tersebut, mengumbar kata-kata
mesra dengan dengan sang mantan, dengan menggunakan telepone genggam
persembahan laki-laki tersebut bahkan beberapa point pulsa yang tersaji,
merupakan hadiah darinya.
Detak jantung laki-laki berkacamata tersebut berdetak
kencang menahan gemuruh emosi, ia di khianati, ia di duakan, ia di tinggalkan,
ia di abaikan dan ia di selingkuhi. Gemeretak giginya menyatu dengan nafas yang
tak beraturan.
Setelah beberapa saat ia tertindas rasa sakit tak terkira,
tiba-tiba suara adzan mengalun dengan merdu, laki-laki muda tersebut merasa
adzan kali ini benar-benar menembus ruang hatinya. Dengan bergegas laki-laki
muda tersebut menuju tempat wudlu di sudut pondok tua itu. Ia basuh mukanya
yang kusut dengan air kehidupan yang segar, namun ternyata rasa sakit itu tak
kunjung sirna, hingga akhirnya air matanya kembali keluar menyatu dengan air
wudlu. Lama nian laki-laki tersebut berwudlu, rupannya selain menanggalkan
hadast kecil, ia juga mengusap hadast hati yang selama ini ada.
Tanpa ia usap sedikitpun air wudlu di badannya, ia berganti
baju dengan yang lebih bersih, beberapa tetes air hinggap di baju itu, namun
lelaki tersebut tak peduli. lantas ia langkahkan kembali kakinya, kali ini
derap langkahnya betul-betul mantap dan tegap, ia kembali menuju Allah SWT, ia
kembali menuju Mengais ilmu. Disela-sela langkah tegas itu dia berujar
"selamat tinggal cinta, selamat tinggal masa kelam, terima kasih telah
engkau berikan, makna dalam tentang arti sebuah kepercayaan..., biarkan aku
melangkah tanpa sedikitpun terbayangi wajahmu, semoga engkau temukan
kebahagiaan yang sebenarnya, tanpa ada kebohongan dan tanpa ada yang
tersakiti.... Selamat jalan duhai wanita..." akhirnya lelaki muda tersebut
lenyap ditengah-tengah hamparan santri yang tengah mengharapkan tetesan nikmat
dari sang Azza Wa Jalla...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar