SELAMAT DATANG

Assalamu'alaikum Warahmatullohi Wabarakatuh

Selamat datang para pengelana dunia maya.
Selamat datang diduniaku, dunia sederhana yang dipenuhi dengan kebebasan dalam berekspresi,
namun tetap mengedepankan Ahlaqul karimah,
tanpa takut oleh tekanan dari manapun, dan jauh dari diskrimininasi budaya, hukum, martabat, derajat dan pangkat.

Ini adalah suara murni hatiku,
yang terangkai dalam dalam bentuk kata-kata,
entah jelek entah bagus, namun inilah aku yang jujur dalam berfikir dan berkata.

Moga ada guna dan manfaatnya

Amin Amin Ya Robbal Alamin

Minggu, 24 Januari 2010

BELIAU BERNAMA KYAI KAFABIHI

Santun dan dan bersahaja, itulah sosok Kyai Haji Abdulloh Kafabihi Mahrus, salah satu masyayikh Lirboyo yang sederhana dan istiqomah dalam menjalankan ibadah. Meski status beliau sebagai salah satu pengasuh Pondok sebesar Lirboyo, hal itu tidak lantas membuat beliau mejadi tinggi hati dan congkak, namun justru kebalikannya, beliau malah tawadlu sederhana dan bersahaja, hal ini terbukti tatkala ada santri yang sekedar sowan dan bersilaturohmi kepada beliau, maka sisantri tersebut bakal mendapatkan perlakuan sama seperti tamu-tamu umum lainnya, sehingga mayoritas para santri akan merasa sangat hormat kepada beliau.

begitu juga dengan aku, kala suatu ketika aku diberi kesempatan untuk dere'ne beliau, disitulah aku mendapatkan kesempatan untuk mengenal beliau lebih jauh, karakter keluarga beliau dan juga kritik beliau terhadap para santri. meski beliau sudah mempunyai derajat sekelas masyayikh namun beliau masih saja meminta pendapat seorang cecunguk bernama arif Noer ini, padahal aku hanyalah manusia hina dan tak sepadan dengan kemulian dan keagungan derajat beliau, namun dengan santun beliau tetap mendesak, meminta masukan dan ide-ide tentang keluarga dan pondok yang diasuhnya.

Satu lagi hal yang tak akan dan tak akan pernah aku lupa, yakni kala usai menempuh perjalanan jauh menuju kampung halaman, padahal rasa lelah dan kantuk tlah menghinggapi kami bertiga, namun beliau berkenan menyiapkan hidangan dengan tangan beliau sendiri....

ya Alloh mugi paring kesihatan lan kesaenan kagem guru kulo Kayi Haji Abdulloh Kafabihi Mahrus dan segenap kyai kulo wonten Ma'had Lirboyo....
Amin..

Selasa, 12 Januari 2010

TIGA HARI BERSAMA SANG MAHA GURU


Beberapa hari yang lalu, baru saja aku reguk anugerah tertinggi dalam levelku sebagai santri dengan kapasitas otak yang lumayan rendah, yah... aku dengan segala keterbatasan ku ini, dipercaya oleh beliau Hadlrotus Syaikh Romo KH. M. Anwar Manshur, untuk aku derekkan, selama tiga hari itu aku bisa melihat dengan mata kepalaku sendiri betapa welas dan asihnya seorang Mbah Yai Anwar, padahal dengan kondisi beliau yang sudah sepuh, beliau masih kuat untuk menyapa dan melayani permohonan dari para alumni yang bermacam-macam.

Beliau begitu santun untuk menyapa dan menuruti semua permohonan segenap Alumni, selama tiga hari itu, aku merasakan kepayahan yang luar biasa dalam tubuhku, tulang-belulang terasa terkoyak dan kelelahan yang teramat sangat, peluh ini kadang menetes mengalir tanda betapa lelahnya diri ini. Namun hal ini ternyata tak berlaku pada beliau Mbah Yai Anwar, beliau tampak sehat segar dan bugar, tanpa sedikitpun merasa lelah dan sakit, beliau ikuti semua agenda kegiatan Turba Himasal tersebut sampai tuntas, meski aku rasakan jadwalnya mbulet dan ruwet. Namun dengan ringan beliau hanya bilang “biarlah ini semua menjadi hikmah bagi kita semua”

Sejenak, mari kita flash back kebelakang, membuka kembali serpihan memori yang tersisa dari otak mungilku, sebuah memori hina dari pandangan sempitku, sebuah memori yang memperlihatkan betapa hina aku, sehingga aku hanya melihat beliau hanyalah seorang keras dan disiplin dalam bertindak, tanpa aku lihat sisi lain dari kehidupan beliau. Aku hanya melihat beliau hanya dari sudut pandang emosional saja, tanpa aku lihat sisi keagungan seorang Mbah Yai Anwar. Aku hanya melihat seorang pribadi yang congkak dan lugas dalam berbicara, tanpa aku ketahui apa yang beliau lakukan tatkala malam menjelang, dan tanpa aku ketahui betapa istiqomah beliau mendekatkan diri pada Gusti Allah Swt.

Namun lambat laun tatkala aku lihat secara rinci dan bertahap, ternyata pandanganku terhadap Mbah Yai Anwar sungguh-sungguh sangat amat beda, disinilah aku mulai bisa singkap tirai yang selama ini menutupi wajahku, aku mulai bisa memandang dengan mata hati dan bukan dengan emosi, beliau ternyata orang yang konsekuens dengan perkataannya, orang yang welas dan luhur budi pekertinya, orang yang mengerti dengan keadaan dan situasi disekitarnya, dan entah kata-kata apa lagi yang bisa menggambarkan betapa sempurna sosok KH. Anwar Manshur.

Dari sini aku hanya bisa berdo’a dan berharap dengan segenap hati semoga, dan semoga diri ini aku selalu diakui sebagai santri beliau, meski tak banyak nasehat dan petuah beliau yang aku lakukan, salah satunya adalah kemempengan. Mungkin dari dari kesalahan yang pernah aku lakukan, namun dengan permohonan yang betul-betul muncul dari sanubariku aku memohon kepada sang khalik agar aku kelak dipertemukan kembali dengan beliau dalam surganya.

Kantor Al-Muktamar 06 Januari 2010 sore Hari