SELAMAT DATANG

Assalamu'alaikum Warahmatullohi Wabarakatuh

Selamat datang para pengelana dunia maya.
Selamat datang diduniaku, dunia sederhana yang dipenuhi dengan kebebasan dalam berekspresi,
namun tetap mengedepankan Ahlaqul karimah,
tanpa takut oleh tekanan dari manapun, dan jauh dari diskrimininasi budaya, hukum, martabat, derajat dan pangkat.

Ini adalah suara murni hatiku,
yang terangkai dalam dalam bentuk kata-kata,
entah jelek entah bagus, namun inilah aku yang jujur dalam berfikir dan berkata.

Moga ada guna dan manfaatnya

Amin Amin Ya Robbal Alamin

Minggu, 07 Oktober 2012

MENEPATI JANJI YANG IA INGKARI

Mengapa berat nian melupakan sakit itu.
Sakit tiada kira melebihi hujaman panah beracun atau bahkan sayatan pedang nan tajam.
Kala malam yang sepi menghampiri, rasa sesal mengapa aku bisa tersakiti kembali menyeruak, mengapa bisa sebodoh itu aku tertipu dan mengapa bisa sesakit itu aku tersakiti.
Entahlah...

Padahal hatiku telah ia bawa, sukmaku serasa mendampingi hari-harinya, sungguh sebuah bentuk totalitas dalam menghamba terhadap wanita harapan jiwa.

Namun, sekali lagi setelah dua kali ia ingkari janji yang telah terpatri, ia kembali ingkari janji-janji indahnya, janji ia akan menjaga hatiku, janji untuk mencintaiku dan menjaga cintaku, janji untuk setia kepadaku dan menjaga kesetiaanku, dan entah berapa janji busuk yang hanya menjadi penghias semata.

Tak terbayang sakitnya, kala aku terlelap dalam malamku, ia justru mengumbar kata-kata dengan mesra tanpa faedah dan tanpa jemu, padahal aku mengira ia sedang belajar dengan tekun.

Tak terkira perihnya, kala aku tersibukkan dengan pengabdian kepada sang ilmu, ia malah bercanda mesra dengan entah berapa Arjuna, bahkan terkadang bertatap muka, sungguh aku tak menyangka, padahal aku kira ia sedang berdiskusi tentang pola pendidikan yang ideal bagi santri.

Tak kusangka akan begini pedihnya rasa hatiku, kala aku tau, dia bersenda gurau berdua, digelapnya dan dinginnya malam diantah berantah pinggiran kota Pahlawan. Atau disaat berdua manja bersepeda di ramainya jalanan kota Pendidikan saat malam takbiran, atau bahkan berpandangan mesra di sudut ruang hening khusus mahram di pesantren Terkemuka, dan entah apa lagi yang tak aku ketahui, Padahal aku kira... Dengan santun ia temani abi dan umi' mendidik santri-santri lugu dengan penuh keikhlasan. Ternyata aku salah.

Sedari awal, aku sudah mempersilahkan dengan jujur, agar berkata yang sebenarnya, namun mengapa dengan cara keji ini dia menutup hatiku. Jika memang dia ingin hengkang dari hatiku, baik... Sejak aku tahu kau ingkari cintaku, sejak saat itu pula, namamu terhapus di hati, pikiran, mata, batin bahkan khayalanku... Pergilah, dan jangan pernah kau kembali lagi, bahkan hanya untuk sekedar berkata...

Selasa, 02 Oktober 2012

LANGKAH BARUKU



Masih terngiang jelas bagaimana ia berucap kata dengan manja, masih teringat jelas senyum indahnya tersungging di bibirnya. Namun kala memori ini terbongkar kembali kala ia bersanding berdua dengan perjaka lain, rasa sakit mengiris hati kembali menyeruak, betapa perih seluruh bagian tubuh ini, tertipu dan tersakiti untuk kesekian kalinya.

Namun sedikit demi sedikit, langkah gamang dan terhuyung ini, lambat laun mulai tegak kembali. Pudarnya harapan hidup yang sempat menghantuiku, kini kembali menyala... Meski tak sebesar obor pelita, namun tekat hatiku semakin mantap untuk meninggalkan semua memori kelam dan menyakitkan itu. Ibarat dunia medis, jika ingin sembuh dari sebuah penyakit, maka jauhi larangan dan pantangannya, niscaya kesehatan akan selalu kita raih, namun jika sebaliknya, bersiaplah untuk menerima kenyataan rasa sakit tak berkesudahan.

Syukurlah, meski dengan tertatih dan terseok-seok tak jelas arah, aku temukan kembali jati diriku sebenarnya, siapa aku, dari mana aku dimana aku dan akan kemana aku... Alhamdulillah, aku dikelilingi lingkungan yang hangat dan penuh persahabatan, sehingga memori kelam itu seakan benar-benar tenggelam dalam keceriaan anak-anak disekolahan, rasa sakitku seakan terobati dengan berjubelnya pekerjaan yang mensibukkan dan terkadang mensibukkan.

Satu hal yang membuatku benar-benar kembali adalah, peningkatan Kwalitas dalam beribadah, Syukur Alhamdulillah, meski tak sesempurna orang yang sholih, kini aku lalui hari-hari dengan melakukan ibadah-ibadah sunah. Sungguh ritual menentramkan, yang justru jarang aku kerjakan, dikala ada di pesantren. Semoga ini adalah awal yang idah dan berakhir dengan Indah juga.

Jumat, 01 Juni 2012

SIDUNGU DINEGERI PINTAR


Masih saja perasaan itu terjadi, bayang-bayang memilukan tentang siapa aku, dari mana aku dan akan kemana aku. batin ini masih saja bergolak dan berteriak, sudahi sandiwara ini, terlalu jauh engkau memainkan lakon drama, terlalu dalam engkau menghayati peran.

Hemm... keterlaluan rupanya aku ini, hingga insan-insan yang bergelimang dengan keilmuanpun menghurmat sopan kepadaku, menunduk takdzim kepadaku, padahal aku tak lebih dari seekor monyet busuk penyebar kebohongan dan keangkuhan.

Dengan tangisan yang menderu dalam kalbuku, aku berteriak lantang, Ya Allah ampunilah hambaMu ini. Tak sanggup lagi aku berjalan dengan keangkuhan. Izinkan aku rengkuh kenikmatan sesungguhnya, dengan memadu kasih antara Engkau dan hamba.

Izinkan hamba untuk mereguk cinta tulusmu, tanpa berpangku tangan, tanpa pembusukan dan tanpa halangan, hamba ingin menjadi yang sesungguhnya untuk bisa benar-benar dekat dengaMu. Hamba tak mau lagi berbohong, terlalu banyak kekosongan yang tercipta dari lisan hamba, terlalu nista hamba untuk lagi menatap wajah-wajah lugu, polos dan beriman itu.

Ya Allah...
Kulo estu sanget kulo kepingin saget dados santri ingkang mangertos ugi ngelampahi sedoyo perintah lan nebihi laranganipun panjenengan, ampun malih kulo dipun dadosaken tiyang ingkang mameraken apik'ipun kimawon ning sejatinipun kosong melompong tebih... Tebiiih sanget saking panjenengan gusti.

Salimna...
(kamar J.19 pukul 02.30 pagi, usai mencari jati diri)

BELAJAR IMAN DARI SEORANG ASONGAN


Hari ini hari terakhir di hari tasyrik, sebuah hari yang di agungkan oleh kaum muslim karena saat ini jutaan muslimin yang menunaikan ibadah haji sedang melaksnakan ritual paling berat dalam ibadah haji.
Namun ada hal lain yang mengusik batinku dihari ini, disaat aku termenung menunggu kedatangan kereta yang akan membawaku kembali ke Pondok tercinta. Aku lihat seorang pengasong jajanan ringan, dikereta yang baru datang, tiba tiba ia langkahkan kakinya menuju mushola, bukan menuju tempat berkumpulnya segerombolan para pengasong yang menjadi komunitasnya.
Usai ia letakkan piranti kerjanya disalah satu sudut mushola, kulihat ia basuh wajah lusuhnya dengan air wudlu, lama nian ia usap-usap wajah dan tangannya, sehingga semua kotoran duniawi terlepas, lantas ia tanggalkan celana pendeknya yang kusam dan berganti dengan sarung lusuh yang warnanya memudar, dari balik tas kecilnya. Lantas dengan segenap hati yang teguh, ia angkat kedua tangan, seraya bertakbir.
Aku tertegun, status santriku yang telah aku sandang sejak aku lulus bangku SMA sepertinya harus dipertanyakan kembali, aku begitu mudah mengabaikan kewajiban yang paling dasar ini, aku malah mengutamakan hal-hal sepele dan rendah, diluar nalar jernih manusia.
aku selama ini terlalu menyanjung status sosialku, status agamaku dan kondisi parasku. Tanpa melihat dan berkiblat apa yang terjadi di batinku....
Ternyata kita harus belajar kepada siapa saja, termasuk tukang asongan sekalipun.

PELAJARAN CINTA YANG BERHARGA

Lorong Kereta Gerbong Nomor dua, empat belas mei...
Carut marutnya kisah asmaraku, membuat aku seperti terombang-ambing dalam ketidak pastian, tidak sedikit waktuku terbuang sia-sia karena memikirkan sesuatu yang tidak ada gunanya, tidak sedikit kesempatan yang musnah tak ada guna, memang benar kata pepatah, cinta hanyalah mengkandaskan cita-cita, maju selangkah dalam cinta, berarti mundur sepuluh langkah dalam cita-cita.

Namun bagaimanapun juga ini adalah perjalanan hidup anak manusia, yang terlalu naif untuk sekedar di lupakan begitu saja, biarlah ini menjadi catatan dalam hidupku, yang akan aku kenang dalam bingkai Memori.

Meski cerita Cintaku berakhir sedih dan tragis, namun banyak kenangan indah yang patut dijadikan cambuk dalam setiap langkahku.

Pertama, jangan mudah jatuh cinta, artinya, perkuat batin dan hati jangan mudah terlena dengan penampilan fisik semata, yang harus dilakukan adalah mencari jatidiri seseorang yang kita sukai, utamakan kecantikan wajah dan hati bisa sesuai, jangan memburu kecantikan wajah namun berhati srigala. Sebaliknya jangan hanya melihat kebaikan dalam hatinya saja tanpa melihat wajah dzohirnya, sebab bagaimapaun sebagai manusia normal kita tentu ingin mempunyai pasangan yang cantik.

Kedua, Minta restu kepada orang tua, artinya memohon izin dan do'a restu orang tua kita, sebab bagaimanapun bahagianya cinta kita namun bila tak di barengi do'a restunya, maka kebahagiaan kita serasa hambar dan tiada keindahan didalamnya, apalagi didalam pernikahan, karena selain menikahkan dua sosok anak manusia, juga menikahkan dua keluarga besar. Sehingga perlu disesuaikan karakter dan sifat-sifat dasar pasangan hidup kita dengan keluarga kita.

Ketiga, jangan pernah melakukan sedikitpun tindakan yang bertentangan dengan syara', seperti berdua-duaan dengan kekasih, meski sudah bertunangan bahkan dilamar, melakukan Komunikasi tanpa batas waktu dan tindakan-tindakan lain yang memalukan, kehidupan asmara justru akan semakin indah Dan berbarokah manakala diliputi kehalalan dan restu. Cinta yang indah adalah disaat kita memahami dan menerima segala kekurangan dan kelebihan pasangan hidup. Maka agar kita tidak terlalu lama mengungkit dan mengetahui kekurangan pasangan hidup kita, maka segeralah menikah manakala sudah menemukan seseorang yang kau anggap sesuai dengan kriteriamu...

Hemm... Ketiga nasehat tersebut aku ambil dari pengalamanku sendiri, bukan dari buku, kitab maupun nasehat, namun benar-benar pernah terjadi dalam hidupku, jangan sampai kandasnya cinta tanpa restu ini terjadi untuk yang kedua kalinya dalam hidupku, terlalu sakit dirasa dan terlalu berharga untuk dilupakan.

AKU DIPERSIMPANGAN JALAN


Kembali..
Dilema kehidupan hinggap di dalam nalarku, aku tersiksa dalam keraguan, ketidak pastian dan dalam kebimbangan, musti kemana aku melangkah, akan kemana aku berlabuh.

Terlalu lama sebenarnya aku mampir tuk sekedar mereguk dahaga batin selama ini, terlalu membumi aku di Rumah besar ini. Hingga seakan setiap jengkal tanah dan setiap hembusan nafas yang ada, aku mampu mengenalinya.

Aku ingin bangkit dan berjalan dengan kakiku sendiri, aku ingin mengibarkan bendera perjuangan dengan tetes keringatku sendiri, dan aku ingin agar aku benar-benar hidup dengan nyawaku sendiri...

Namun tutur lembut sang penggugah dan sang pembangun jiwa ini, membuatku urung melakukan pemberontakan kecil ini, semangat berapi-api dan kobaran kekuatan tuk bangkit, seakan luruh tanpa kekuatan, keinginan untuk berlari dari ketidak pastian, sekali lagi runtuh dan jatuh dalam... Sangat dalam.

Entah...
Musti kemana lagi aku menghirup udara kebebasan, kemana dan dimana lagi aku harus berkeluh kesah, aku sudah terlalu lelah tuk' mengaduh...

Sisa hidupku yang miskin ini terlalu bosan untuk sekedar Berjalan menyusuri kemamangan hidup..

Akhirnya...
Aku kembali tetunduk dan pasrah, kemanapun angin berhembus, akan aku ikuti arah angin itu. Dimanapun petuah santun dan penuh arti dari sang pemberi amanat, aku akan ikuti. Meski umur ini seakan digerogoti waktu yang semakin senja....


On the way go to Ma'had Lirboyo
Stasioen Kepanjen Poekoel 14.37...