SELAMAT DATANG

Assalamu'alaikum Warahmatullohi Wabarakatuh

Selamat datang para pengelana dunia maya.
Selamat datang diduniaku, dunia sederhana yang dipenuhi dengan kebebasan dalam berekspresi,
namun tetap mengedepankan Ahlaqul karimah,
tanpa takut oleh tekanan dari manapun, dan jauh dari diskrimininasi budaya, hukum, martabat, derajat dan pangkat.

Ini adalah suara murni hatiku,
yang terangkai dalam dalam bentuk kata-kata,
entah jelek entah bagus, namun inilah aku yang jujur dalam berfikir dan berkata.

Moga ada guna dan manfaatnya

Amin Amin Ya Robbal Alamin

Selasa, 10 Desember 2013

SOSOK SEDERHANA YANG KURINDUKAN

Sore itu kala ku termenung menunggu hujan reda, di bawah serambi depan masjid kampungku, seorang lelaki paruh baya mendekatiku, dengan santu dia menyapaku "kesel'a le...?" tanya nya, "njih bah lumayan, niki
sikile sampe lecet2 kinging pacul.." tukasku, "he he he maklum pean ga tau nyekel pacul.." ujarnya santai, maklum hari itu masjid di kampungku sedang merehab gorong-gorong depan, karena gorong-gorong terlalu kecil sehingga tak mampu memuat debit air, maka harus di lebarkan.
Setelah lama kami bercanda ringan, tiba-tiba ia menuturkan perihal bapakku, dalam perkataannya yanng masih mengiang " Almarhum jan jane ilmune biasa ae, tapi Istiomah'e, jujur'e lan sabar'e sing dadi uwong podo percoyo.." ujarnya serius, dalam penuturannya bapak ternyata sosok yang sederhana dan militan, pendiriannya yang kuat tak mudah di goyahkan, hingga impiaannya mendirikan sebuah Madrasah akhirnya terwujudkan. 
Diawal-awal pengabdiannya, saking ta'dzim dan hormatnya bapak kepada gurunya hadratus Syaikh KH. Musta'in Romli Peterongan Jombang, beliau Bapak tak memperdulikan meski hanya bermodalkan baju yang melekat dibadan dan beberapa kitab tipis, hijrah menuju  ke sudut selatan Malang atas petuah sang guru.
Syukur Alhamdulillah kehadirannya disambut dengan baik oleh Masyarakat, hingga akhinya mendapat kepercayaan untuk ngemong Masjid dan Madrasah Diniyyah. 
Lama aku tertegun mendengar cerita-cerita masa awal bapak berjuang, aku tertunduk malu....
Ta seberapa perjuangan yang aku torehkan, namun dengan congkaknya aku menuntut teralu banyak, , tak sebanding jika di sandingkan dengan prestasi gemilang Bapak.
mata seakan berkaca-kaca haru, sanggupkah aku mewarisi sikap Pejuang bapak dalam melestarikan nilai-nilai agamis...