SELAMAT DATANG

Assalamu'alaikum Warahmatullohi Wabarakatuh

Selamat datang para pengelana dunia maya.
Selamat datang diduniaku, dunia sederhana yang dipenuhi dengan kebebasan dalam berekspresi,
namun tetap mengedepankan Ahlaqul karimah,
tanpa takut oleh tekanan dari manapun, dan jauh dari diskrimininasi budaya, hukum, martabat, derajat dan pangkat.

Ini adalah suara murni hatiku,
yang terangkai dalam dalam bentuk kata-kata,
entah jelek entah bagus, namun inilah aku yang jujur dalam berfikir dan berkata.

Moga ada guna dan manfaatnya

Amin Amin Ya Robbal Alamin

Selasa, 19 April 2011

RADIKALISME, JIHAD ATAUKAH JAHAT

“Duaaarrrr”, sebuah ledakan keras menyalak ditengah-tengah Jamaah Sholat Jum’at di Masjid Adzzikra komplek Mapolresta Cirebon pekan lalu. Asap hitam pekat mengepul memenuhi ruangan masjid tersebut, akhirnya sholat Jum’at pun batal dilaksanakan, karena seluruh Jamaah masih shok, akibat ledakan itu beberapa tubuh terhuyung roboh bahkan sebagian diantaranya terpental jatuh, Pak Kapolresta sendiri yang notabene adalah siempu Markas tersebut juga roboh, beberapa serpihan bom menancap di punggung dan kepalanya.

Beberapa saat usai kejadian tersebut, Polisi langsung menggelar Investigasi, dalam hitungan jam identitas pelaku Bom Bunuh diri berhasil diungkap. Dan hasilnya… masih saja kelompok Radikal yang menjadi pemain utama peristiwa tragis ini, umurnya masih muda namun pemikirannya sudah sangat radikal dan menganggap kelompok lain Kafir dan layak masuk Neraka. Masya Allah.

Beberapa point sederhana dapat kita petik dari penggalan peristiwa diatas, Pertama, Kelompok radikal ternyata tetap eksis dan istiqomah dalam menyuarakan pendapatnya tentang Islam Garis keras, sehingga kelompok-kelompok lain yang tidak sefaham dianggap kafir dan layak dibunuh, apalagi jika kelompok lain tersebut adalah Abdi Negara, seperti Polisi. Kedua, Cara-cara klasik namun sadis tetap menjadi cara terfavorit untuk mewujudkan rencananya, salah satunya adalah bom bunuh diri. Sebab mereka beranggapan hanya dengan kematian dijalan syahid mereka akan segera menemukan kebahagiaan yang haqiqi, sehingga predikat syuhada akan tercapai dan akhirnya di tempatkan diantara barisan Mujahidin. Ketiga, Menghalalkan segala macam cara, mungkin itulah salah satu usaha yang sedang getol mereka lakukan, bahkan ada yang merampok dan membunuh aparat, demi tersedianya suplai dana untuk membeli senjata. Keempat, Target operasi mereka kini lebih variatif. Jika pada fase-fase awal merebaknya kelompok ini, kita mengetahui bahwa hanya tempat-tempat maksiat dan aset-aset non muslim yang menjadi sasaran utama, namun kini lebih berwarna dan mengarah kepada fasilitas-fasilitas umum seperti Mall, Pasar, Kantor Polisi dan kasus terbaru Masjid.

Melihat realita yang berkembang, sebagai umat Islam yang cinta perdamaian dan Warga Negara Indonesia yang cinta Pancasila, tentunya kita merasa miris dan sedih, dengan semakin berkembangnya kelompok Militan garis keras ini, bisa dibayangkan betapa ngawurnya Jihad mereka ini, apakah bisa dikategorikan dengan nama Jihad jika membunuh sesama muslim dan menghancurkan rumah ibadahnya sendiri. Entah dimana pikiran logis mereka, mungkinkah otak mereka sudah benar-benar terkontaminasi dengan jargon-jargon anti barat yang sebetulnya mereka adalah antek-antek pemikiran barat. Ironis

Minggu, 17 April 2011

KETIKA PENGABDIAN DIPERSIMPANGAN JALAN

Sudah menjadi agenda penting di Pondok Pesantren Lirboyo, sebelum mengakhiri kalender kerja tahunan dan dalam rangka menyusun kepengurusan tahun selanjutnya, maka setiap personal dari para pengurus akan mendapatkan secarik kertas yang bertitel Surat pernyataan diri, secara harfiah, kata-kata yang maktub didalamnya lumayan somple dang a begitu banyak, namun dibalik itu semua, bagi sebagian pengurus, ada dilematis pemikiran yang seragam, akan kemana mereka setelah ini.

Pertanyaan diatas seakan menjadi penggalan kata yang tak pernah bosan di ucapkan, karena panjang dan penuh liku maknanya, sebab bagi mereka pengabdian adalah sebuah karunia dan amanat, namun tak dapat dipungkiri bahwa keadaan ekonomi di rumah membutuhkan uluran tenaga. Setidaknya itulah sedikit keluh kesah rekan kerjaku, dan masih banyak lagi suara-suara lain yang mungkin senada dengan kata-kata tersebut.

Dibagian lain, seorang rekan karibku yang engabdi menjadi pengajar, malahan jelas-jelas di perintahkan boyong oleh orang tuanya, dengan dalih mempersiapkan tatanan ekonomi jelang pernikahannya. Terang saja ia menjadi gundah gulana, sebab ia masih merasakan saat-saat bahagia bersama dengan anak didiknya yang baru 2 tahun ini ia berkumpul.

Berbagai cara di gunakan untuk mencari solusinya, mulai dari Istikhoroh, konsultasi dengan keluarga besar hingga sowan ke Masyayikh. Dan akhirnya ada yang berakhir sesuai dengan harapan, ada juga yang kudu memupuskan angan, karena mungkin harus meninggalkan pondok tercinta ini dan berpindah lokasi pengabdian dari pesantren sekarang langsung di masyarakat.

Jumat, 01 April 2011

BERBISIK DIKALA HATI TERUSIK

Entah untuk keberapa kalinya, sorot mata sinis itu memandangku, padahal meski sudah aku anggap itu adalah bagian dari nafasku yang sepertinya sudah maklum terjadi, tapi nyatanya tetap saja menyakitkan dalam hati. Aku bagaikan musuh tak berarti yang tiap kala bergerak harus selalu diamati, tutur kata singkat namun pedas kerap kali menghiasi raut wajahnya, sehingga sempurnalah rasa kecewa dalam hatiku.

Mengapa ia selalu bersikap manis dan bersahabat, kala ia butuh bantuan. Mengapa ia bertindak sopan ketika ia mengharapkan uluran. Kemanakah sifat-sifat kerasnya. Ouwh… ternyata manis sekejap mata, lantas aku dibuang percuma.

Padahal kita tidak berbeda, kita satu dari nafas yang sama, tapi mengapa….

Apakah karena kemampuan nalarku yang terlalu rendah ?

Apakah mungkin karena tutur kataku yang seperti sampah ?

Dan apakah itu semua menyebabkan kau gelisah ?

Baik.. baik... Jika itu yang buatmu gundah, maka Izinkan aku pergi kedunia khayalku, jika aku mengusik duniamu. Biarkan aku menjadi diriku sendiri, tanpa harus mengikuti dunia Ningrat seperti ini. Aku ingin jujur berkata Aku. Bukan buaian dengan kesombongan dan kemunafikan diri, yang membohongi nurani kita yang paling dalam.

Duniaku adalah duniaku bukan duniam!!!!!