SELAMAT DATANG

Assalamu'alaikum Warahmatullohi Wabarakatuh

Selamat datang para pengelana dunia maya.
Selamat datang diduniaku, dunia sederhana yang dipenuhi dengan kebebasan dalam berekspresi,
namun tetap mengedepankan Ahlaqul karimah,
tanpa takut oleh tekanan dari manapun, dan jauh dari diskrimininasi budaya, hukum, martabat, derajat dan pangkat.

Ini adalah suara murni hatiku,
yang terangkai dalam dalam bentuk kata-kata,
entah jelek entah bagus, namun inilah aku yang jujur dalam berfikir dan berkata.

Moga ada guna dan manfaatnya

Amin Amin Ya Robbal Alamin

Selasa, 26 Oktober 2010

TERNYATA ISLAM BUKAN HANYA MILIK FPI

Kritik ringan bagi kelompok Islam Fundamentalis

Dewasa ini, ketentraman dan suasana kondusif pada beberapakota besar di indonesia, mulai terusik kedamaianya,seiring dengan hadirnya sifat arogansi dan keras dari sekelompok komunitas masyarakat yang mengaku sebaai penyelamat agama islam, komunitas inibernama FPI(Front Pembela Islam).
Tidak ada informasi komplit tentang keberadaan komunitas ini, namun satu benang merah yang dapat kita ambil dari kelompok pimpinan Habib Riziq ini.mereka hadir sebagai kelompok garis keras pembela terhadap norma noma dan kehormatan agama Islam. Tindakan mereka pun terglong nekad dan brani, terbukti pada bulan romadn kemarin entah berapa buah bar, discotic, tempat judi, biliyard dan bahkan restoran, yang telah dihancurkan kelompok ini dengan cara merajia semua tempat-tempat yang mereka anggap penuh dengan kemaksiatan, dan dengan dalih demi menghormati bulan suci romadon dan menyelamatkan agama islamdan negara indonesia dari kemaksiatan yang semakin merajalela di masyarakat akhir akhir ini. Mereka memporak porandakan setiap benda yang mereka anggap sebagai barng maksiat.
Sebagai umat islam sebenarnya kita merasa bangga dan bahagia, karena telah hadir sekelompok penyelamat kehormatan dan harkat martabat agama islam. Dimana, saat ini di mata internasional, dewasa ini agama islam sering dipingirkan keberadaanya, karena perbuatsan beberapa teroris yang telah mengoyakkan berbagai belahan dunia. Terlebih lagi pasca runtuhnya menara kembar WTC di new york Amerika serikat, mereka (baca; FPI) hadir dan seolah olah mengobati kerinduan kita terhadap masa pemerintahan masa Nabi dan khulafaa Urrosidin berkuasa, dimana saat itu hukum diterapkan betul betul optimal dalam setiap persendian kehidupan bernagara dan berkeluarga, dan saat itulah satu masa, dimana maksiat adalah musuh besar yang wajib dijahui dan dihindari adanya.
Namun apabila kita berkaca pada “kitab suci” negara indonesia yang bernama UUD 45, hati kita pasti timbul sebuah kejanggalan dan tanda tanya besar, pantaskah kita sebagai warga indonesia yang baik, membiarkan sebuah kelompok kecil masyarakat merusak dan menghancurkan fasilitas pribadi atau kelompok milik orang lain.? disinilah timbul sebuah dilematisasi bagi kelopok masyararakat yang lain, apakah mereka berpihak kepada FPI degan jalan membiarkan mereka menghancurkan fasilitaas, baik umum maupun pribadi, ataukah mereka berpihak pada pemilik bar, discutik biliyar dan lain lain. ysang tentunya jelas jelas mereka melakukan kemaksiatan apalagi di bulan suci romadlon yang sangat dihormati umat islam.
Sebasai langkah perventif, sudah seharusnya kita sebagai generasi muda umat islam, mengantisipasi gejolak yang kerap kali terjadi di masyarakat, seprti kasus di atas. Tentunya kita memahami dan mengerti, bahwa tindakan dari FPI tersebut adalah sebuah upaya secara fissik untuk melawan kebatiln yang semakin tak ter kendali. Namuun sayang persepsi yang timbul di masyarakat yang dapat kita ambil adalah justru perilaku dan tindakan mereka seakan akn memunculkan sifat egoisne pribadi yang sangat tiggi, dan amat terkesan sangat eksklusif, mementingkan kepentingan diri dan kelompoknya, dan yang lebih parah adalah seakan akn islam hanya milk FPI dalam arti kata bebas, mengaku sebagai pihak yang paling benar diantara komunitas/ kelompok muslim yang lain tanpa mencoba berdialog dan berdiskusi dengan pihak pihak yang terkait dengan permasalahan yang timbul.
Bahkan jarang tindakan ini berujung pada kerugian baik fisik maupun materi pada pihak-pihak tertentu,
Seperti hilangnya mata pencaharian bagi mereka yang menggantungkan pekerjaannya di tempat tersebut, bahkan ada yang terluka berat karna dianiaya beramai-ramai pada saat razia berlangsung.
Sebagai solusi, terdapat sebuah langkah antisipasi dini yang mungkin efektif apabila diterapkan secara optimal diantaranya adalah:
Pertama: sebagai organisasi islam, sudah seharusnya, FPI mengedepankan akhlakul karimah kepada kelompok-kelompok lain dimasyarakat, khususnya masyarakat non muslim demi menciptakan perdamaian, dengan jalan melakukan dialog terbuka dan diskusi bebas dangan pihak-pihak terkait, untuk mencari solusi yang terbaik tanpa harus menggunakan kekerasan fisik guna menyelasaikan suatu permasalahan.
Kedua: menghimbau semua elemen yang dirasa berperan aktif dalam permasalahan tersebut untuk senantiasa menghormati pada semua perkara yang urgen disakralkan oleh umat islam khususnya di bulan suci Ramadlan.
Ketiga: mengadakan konsultasi dengan pemerintah, sebab sebagai penguasa yang memfasilitasi ragam kebutuhan rakyat sudah barang tentu pemerintah paham dengan kondisi masyarakat di daerahnya dan disitulah akan timbul sebuah kesepakatan bersama guna menciptak kedamaian yang kondusif, aman dan terkendali bagi masyarakatnya.

Penulis adalah Arief Nur kelas 1 Aliyah, J.13 Hp. Malang


Tulisan ini dimuat di Mading Hidayah tahun 2006

Tidak ada komentar:

Posting Komentar