SELAMAT DATANG

Assalamu'alaikum Warahmatullohi Wabarakatuh

Selamat datang para pengelana dunia maya.
Selamat datang diduniaku, dunia sederhana yang dipenuhi dengan kebebasan dalam berekspresi,
namun tetap mengedepankan Ahlaqul karimah,
tanpa takut oleh tekanan dari manapun, dan jauh dari diskrimininasi budaya, hukum, martabat, derajat dan pangkat.

Ini adalah suara murni hatiku,
yang terangkai dalam dalam bentuk kata-kata,
entah jelek entah bagus, namun inilah aku yang jujur dalam berfikir dan berkata.

Moga ada guna dan manfaatnya

Amin Amin Ya Robbal Alamin

Selasa, 15 Desember 2009

POLITIK PESANTREN

Sudah menjadi rahasia publik jika selama ini pesantren telah menjadi obyek percobaan dari berbagai macam model kelinci percobaan, bahkan malahan yang ironius tak jarang pesan tren juga menjadi tumbal politik, padahal diakui atau tidak pesantren mempunyai andil yang tidak sedikit dalam usaha memerdekakan bangsa indonesia, sejarah mencatat, melalui tangan para Ulama’lah perrjuangan kaum santri berkobar, mereka bahu membahu melakukan perlawanan sengit terhadap para penjajah kolonial, bahkan kala itu kaum santrilah, satu-satu nya pioner perjuangan yang saat itu menjadi barang langka, sebab saking begitu kuatnya pengaruh penjajahan masih ditambah lagi politik adu domba yang begitu sempurna membuat indonesia tak pernah mencapai kata merdeka meski telah berpuluh puluh pahlawah yang tumbang bersimbah darah.
Namun kini pada saat reformasi bergulir, apakah posisi pesantren berubah ? ternyata tidak, terbukti disaat seluruh personel negara baik yang eksekutif, legislatif bahkan yudikatif berebut untuk menikmati kue kekuasaan, ternyata sikap pesantren masih adem ayem dibilik bilik kesederhanaan, belum pernah ada kabar yang menyebutkan bahwa ada sebuah pesantren menerima kucuran dana dalam jumlah besar dalam rangka meningkatkan kualitasnya, yang ada justru makin terpuruknya posisi pesantren karena terlindas oleh roda globalisasi, meski seharusnya kalau ditinjau dari kaca mata sejarah jelas sekali posisi pesantren mempunyai peran yang amat vital dalam usaha memerdekakan bangsa, kalaupun ada pesantren yang kebagian kue kekuasaan paling-paling hanya dijadikan kendaraan politik dan ekploitasi kekuasaan untuk memobilasasi masa, seperti fenomena yang terjadi belakangan ini dimana pemimpin pesantren (para Ulama’ dan para Kyai ) sering dijadikan pasangan dalam pemilihan baik yang skala rendah sampai tingkat nasional, terbukti sebagaimana sikap Megawati soekarno putri berpasangan dengan KH. Hasyim Muzadi dalam pemilu presiden tahun 2004, atau pada kejadian yang paling aktual yakni pemilihan Bupati dan wakil bupati Demak, dimana Endang Styaningsih berpasangan dengan KH. Habibulloh Huda. masing masing berpikir jika mereka mengandeng pasangan yang berasal dari golongan Ulama’ pasti akan mendapatkan sokongan suara yang cukup banyak.
Berbicara, tentang posisi Pesantren dalam berbagai segi uatamanya masalah politik, bisa dikatakan seperti membicarakan magnet, dimana dua arah mata magnetnya yang selalu bertentangan muaranya, begitupun Pesantren disuatu waktu ia akan menjadi barang yang tak berharga dimata para petualang politik, namun di suatu waktu dia akan menjadi seorang puteri cantik yang selalu diperebutkan oleh banyak perjaka, memang kalau diamati lebih jauh pesantren bisa dikatakan sebagai satu satu nya lembaga paling Nrima ing pandum dalam urusan jatah kekuasaan, dimana smua berlomba lomba dalam memperebutkan kue, Pesantren justru lebih konsentrasi membina mental dan jiwa yang sesuai kaidah islam dalam dengan mengusung sistem klasikal sebagai perantara.
Namun meski demikian kejam perlakuan dari dunia perpolitikan indonesia terhadap komunitas pesantren, apakah lantas kita justru harus menjauh dari dunia Politik? Tidak, justru dari sifat driskiminasi itulah seharusnya bagi kita ini adalah cambuk berapi, dimana kita harus berpacu dalam mempelajari dan mencoba memahami karakteristik sifat binal perpolitikan Indonesia, meski disana sini pesantren hanya dijadikan bahan ejekan dan tertawaan, kita justru harus bersemangat dalam menemukan Inovasi baru dalam berpolitk yang islami dan lebih bermartabat, agar langkah kedepan politik bukanlah menjadi sebuah obrolan yang membosankan, namun politik adalah sebuah pelajaran berharga yang selalu didiskusikan dalam perdebatan perdebatan ringan dibilik bilik santri.
Semoga Perpolitikan islam, santri dan indonesia.bisa berjalan bersama.
Uamien

2 komentar:

  1. bukan KH habibul huda,,,tp KHM nurul huda PP attaslim

    BalasHapus
  2. Matur suwun koreksinya, dan mohon maaf jika ada yang salah dalam penulisan.
    Tulisan diatas adalah salah satu tulisan saya yang di terbitkan Oleh Majalah Dinding Hidayah Pondok Pesantren Lirboyo

    BalasHapus