SELAMAT DATANG

Assalamu'alaikum Warahmatullohi Wabarakatuh

Selamat datang para pengelana dunia maya.
Selamat datang diduniaku, dunia sederhana yang dipenuhi dengan kebebasan dalam berekspresi,
namun tetap mengedepankan Ahlaqul karimah,
tanpa takut oleh tekanan dari manapun, dan jauh dari diskrimininasi budaya, hukum, martabat, derajat dan pangkat.

Ini adalah suara murni hatiku,
yang terangkai dalam dalam bentuk kata-kata,
entah jelek entah bagus, namun inilah aku yang jujur dalam berfikir dan berkata.

Moga ada guna dan manfaatnya

Amin Amin Ya Robbal Alamin

Selasa, 28 Desember 2010


MENGUSUNG TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
DALAM KOMUNITAS PESANTREN

Oleh ARIF NOER
Utusan Pondok Pesantren Lirboyo Kota Kediri

Semenjak kali pertama Pesantren dirintis oleh Kanjeng Sunan Ampel disurabaya, sekitar empat abad yang lalu, sejak itulah model pendidikan yang mengusung pemikiran Ta’lim Wa Ta’lum dilestarikan, konsep yang mengilhami model pendidikan tersebut adalah kitab Ta’lim Al-Muta’alim, sebuah kitab Fenomenal karya Asyaikh Nawawi Al-Makki yang fokus mengedepankan Ahlaqul Karimah dalam proses belajar, agar ilmu yang diperoleh bukanlah sebatas ilmu pengetahuan agama belaka, namun sebuah ilmu spiritual religius yang pelajari, diamalkan serta dilestarikan. Oleh karena itu segala permasalahan yang dapat mengganggu stabilitas proses belajar-mengajar dipesantren sebisa mungkin diminimalisir, seperti Berkomunikasi dengan dunia luar (baca Masyarakat), menghindari pemakaian alat alat elektronik seperti Radio Televisi dan Hand Phone. Meski pada akhirnya banyak komunitas pesantren yang mendapat cercaan dan hinaan, bahkan mendapatkan predikat kolot dan ketinggalan zaman, karena saking lambatnya menerima informasi dan melakukan komunikasi, namun hasil yang didapat adalah banyak santriwan dan santriwati yang dapat menyerap ilmu agama secara keseluruhan, sehingga ilmu yang didapatpun dapat diserap secara cepat tanpa terkontaminasi oleh hangar bingarnya dunia luar. Namun pertanyaan yang mengemuka sekarang adalah,apakah dengan menutup diri seperti itu akan terus menjadi solusi dari pengembangan dunia pesantren, padahal kini dunia sudah sedemikian pesat ?

KORELASI ANTARA PESANTREN DAN TIK
Komunikasi adalah bagian dari yang tak terpisahkan dari kehidupan, diakui atau tidak; semenjak manusia diciptakan oleh Allah sebagai kholifah dimuka bumi ini, komunikasi merupakan salah satu bagian yang berperan sangat besar dalam perkembangan peradaban manusia, sebab dengan komunikasi manusia bisa bertukar informasi, belajar dan mengajarkan ilmu yang mereka himpun selama ini, bahkan dengan komunikasi manusia bisa meningkatkan taraf ekonominya dengan melakukan barter dengan kelompok, suku bahkan negara lain. Selanjutnya, seiiring dengan perkembangan zaman, hadirnya beragam inovasi perangkat elektronik dewasa ini, semakin tak terbendung, bukan hanya teknologi yang mempermudah dalam berkomunikasi namun juga dalam segala kebutuhan dan kegiatan manusia, seperti transportasi, akomodasi bahkan konsumsi. Hadirnya teknologi tepat guna yang telah merambah keseluruh sendi kehidupan masyarakat tersebut, ternyata juga telah memasuki wilayah Religius umat manusia, dimana saat ini kemudahan dalam memahami dasar dasar agama seperti kitab Suci Al- Qur’an atau mencari referensi Hadist, kita tinggal mengakses ataupun mendownload dari internet. Sehingga dalam hitungan detik kita bisa mengetahui informasi yang kita inginkan tanpa harus menunggu berhari-hari. Peran Pesantren sebagai sebuah Lembaga pendidikan Islam tertua, yang konsisten mempertahankan nilai-nilai luhur pendidikan Salafy, yang ada di Indonesia saat ini, sudah selayaknya memasukkan Teknologi Informasi dan Komunikasi, sebagai bagian dari keseharian dunia Pesantren, sebab diakui atau tidak, seiring dengan perkembangan zaman, pesantren mulai dipandang sebelah mata, karena edukasi dan system klasikal yang monoton dan tanpa perkembangan. Disinilah salah satu cara yang efektif untuk mengubah Image pesantren sebagai komunitas kolot menjadi sebuah komunitas pelajar yang dapat berinteraksi dengan dunia luar melalui media dunia maya, meski tanpa menanggalkan baju Salafynya(baca; Tradisional). Selain itu bagi segenap Komunitas pesantren, kehadiran Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan sebuah sarana yang efektif untuk bertukar informasi dan menjalin Ukhuwah antar pesantren. Namun meski sedemikian mudah kita dalam menggali informasi dan berkomunikasi, sudah sepatutnya kita waspada dan lebih berhati hati dalam mengggunakan fasilitas ini, sebab dengan berbagai macam kemudahan yang terdapat pada Teknologi Informasi dan Komunikasi ternyata juga dibarengi dengan macam-macam bahaya yang siap mengancam, salah satu contoh yang paling sering mengemuka dan berbahaya adalah Ideologi Islam garis keras dan Pornografi, sehingga bukan tidak mungkin, tujuan awal yang kita inginkan adalah peningkatan mutu pendidikan dan komunikasi, namun yang didapat adalah sisi negative dari fasilitas TIK.

SOLUSI SEDERHANA PENGEMBANGAN TIK DIDUNIA PESANTREN
Pemerintah sebagai aktor utama pengembangan kualitas sumber daya manusia Indonesia dan Departemen Komunikasi dan Informatika (DEPKOMINFO) sebagai pelaksana, sudah seharusnya melakukan Inovasi secara menyeluruh terhadap perkembangan teknologi Infomasi dan Komunikasi dalam dunia pesantren, sebab tanpa campur tangan dari pemerintah, mustahil Pesantren akan mampu menguasai Teknologi Informasi dan Komunikasi, kemudian lambat laun pesantren akan mati suri dan punah ditelan masa, karena tidak dapat mengimbangi perkembangan zaman.

Ada beberapa solusi sederhana yang dapat diterapkan. Pertama dalam pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam dunia pesantren, pemerintah menyediakan wahana dan sarana komunikasi, khusus bagi insan Pesantren, seperti disediakan sebuah Website khusus, yang berfungsi sebagai sarana komunikasi bagi dunia pesantren. Kedua, pemerintah diharapkan memberikan bantuan perangkat keras (Hardware) seperti seperangkat komputer, modem dan jaringan telepon, sebagai perlengkapan utama dalam pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi, sebab diakui atau tidak, sudah menjadi rahasia umum jika pesantren sebagai sebuah lembaga pendidikan tradisional, minim sekali akan fasilitas. Ketiga, pemerintah menggelar pelatihan dan seminar secara stimultan dan periodik, dengan harapan agar dikemudian hari Teknologi Informasi dan Komunikasi bukanlah sebuah angan-angan tanpa usaha, namun sebuah sarana peningkatan mutu pendidikan Religius, yang berjalan beriringan dengan segenap komponen bangsa ini, untuk membangun dan berkarya, tanpa harus menggusur nilau nilai Salafy yang telah tertanam dalam sanubari para santri.



Dibuat sebagai pelengkap Diskusi sehari dengan Tema “Dampak Kehadiran Teknologi Informasi dan Komunikasi di Pesantren”
Yang diselenggarakan oleh Departemen komunikasi dan informatika
di Pondok Pesantren Tremas Pacitan Jawa Timur
Kamis, 03 April 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar