SELAMAT DATANG

Assalamu'alaikum Warahmatullohi Wabarakatuh

Selamat datang para pengelana dunia maya.
Selamat datang diduniaku, dunia sederhana yang dipenuhi dengan kebebasan dalam berekspresi,
namun tetap mengedepankan Ahlaqul karimah,
tanpa takut oleh tekanan dari manapun, dan jauh dari diskrimininasi budaya, hukum, martabat, derajat dan pangkat.

Ini adalah suara murni hatiku,
yang terangkai dalam dalam bentuk kata-kata,
entah jelek entah bagus, namun inilah aku yang jujur dalam berfikir dan berkata.

Moga ada guna dan manfaatnya

Amin Amin Ya Robbal Alamin

Jumat, 28 Januari 2011

AKU MASIH SANTRI

Sinar mentari terlihat menyeruak disela sela rerimbunan hutan kecil dikampungku, hawa sejuk udara pagi terasa sangat segar dan begitu alami, indahnya berbagai bentuk lukisan ilahi ini aku nikmati dengan sepuas puasnya karena mau tak mau besok aku harus sudah kembali beraktifitas sebagai santri yang taat akan peraturan, yeach….setelah seminggu lebih aku reguk kenikmatan “nafas” kebebasan alam luar yang meng-ayikkan, aku harus kembali kepesantren Lirboyo yang aku cintai, meski terasa berat namun dengan langkah mantap aku langkahkan kaki menuju kawah candradimuka sonsong masa depan penuh keindahan.

****

Tersirap darahku penuh kaget mendengar bunyi klason mobil Mikrolet yang menghampiriku, kemudian dengan dengan langkah gontai aku masuki Mikrolet desa itu, beruntung jumlah penumpangnya tak begitu banyak sehingga tak perlu berdesak desakkan untuk mencari tempat duduk sehingga lebih nyaman menikmati udara pagi dikampungku untuk yang terakhir kalinya.

Ketika aku jejakkan kakiku kedalam mikrolet, sejenak aku terpana dengan seorang wanita berambut hitam sepundak yang duduk berada diujung bangku belakang dengan muka yang menunduk, tubuh yang semampai dan baju yang agak seksi, menjadikan sosok wanita misterius itu menjadi menarik.

Ditengah-tengah perjalanan itulah tiba tiba sebuah sapaan halus menyapa aku, ternyata wanita yang aku perhatikan tadi adalah Susi, teman akrabku ketika masih dibangku sekolah dasar, dia masih secantik yang dulu, akhirnya kami ngobrol panjang lebar, namun ada satu pengakuan jujurnya yang membuat aku tersentak kaget, ternyata selama ini dia bekerja sebagai penjaja cinta alias PSK, terus terang aku miris mendengar pengkuannya, begitu polos, lugu dan menyakitkan, berawal dari peristiwa pemerkosaan yang terjadi ditahun 2000 lalu, susi disaat itu masih duduk dikelas III SMP, digilir oleh tujuh orang berandalan, pasca kejadian itu susi mengalami trauma hebat, tubuhnya menjadi kurus kering dan hidupnya manjadi tak bergairah sama sekali, suatu ketika dia didatangi seorang sahabatnya yang telah bekerja dikota, sepintas kelihatannya sahabatnya susi ini adalah wanita karier yang sukses, namun siapa sangka jika wanita tersebut ternyata hanyalah seorang penjual cinta, awalnya susi menolak ajakan temannya tersebut untuk bekerja dikota, namun setelah dibujuk terus dan diserta dengan rayuan ayuan manis akhirnya Susi menurut juga.

Alangkah kagetnya susi, ternyata pekerjaan yang dijanjikan temannya tersebut adalah penjaja cinta, susi sempat berontak namun usahanya sia-sia, berkat bujukan temannya tadi akhirnya sedikit demi sedikit mengenal dunia malam dan puncaknya susi yang kukenal dulu sebagai wanita yang alim, sholikah dan pendiam, kini telah menjadi susi yang modis, seksi dan nakal, meski kaget aku berusaha untuk bisa menahan diri agar tak terlampau emosi menghadapi keadaannya, apalagi kondisinya susi yang masih penuh dengan dendam, kucoba memberikan saran saran lunak yang tidak terkesan menggurui, bahkan terkesan memberikan suport, ternyata dia terkesima dengan saranku. Dan akhirnya dia secara halus memohon kepadaku agar mau menginap sehari saja dirumah kontrakannya, dia ingin mengobrol semalaman dan bercerita tentang kehidupannya selama ini, jangtungku lansung berdetak kencang, memikirkan perkataan susi, khayalku melayang meng-andai andai apabila semalaman aku berduaan dengan wanita secantik susi, sepertinya susi tidak main main sebab dia rela membayar seluruh tiket perjalanku padahal kami harus bolak balik naik angkutan, maklum rumah kami tergolong pelosok, bahkan dengan jujur dia akan memberikan uang “sangu” bila aku benar benar mau menginap dikontrakannya. Terus terang saat itu hilanglah tujuanku dari awal, tujuan untuk menuntut ilmu dipesantren dan tujuanku untuk beribadah kepada Allah.

Jauhnya perjalanan kami membuat aku kelelahan, akhirnya ditengah perjalanan itu ku terlelap dalam tidur, tak lama berselang diantara sadar dan tidak aku mendengarkan lantunan Sholawat yang merdu dan indah, sholawat yang begitu aku kenal ketika aku masih kecil, yaa.. sholawat Nariyah yang selalu didendangkan santri ngaji dikampung sebelah, set5elah itu tiba tiba muncul suara merdu memanggi manggil namaku dan memberikan petuah singkat namun begitu mengena, “ dien… kalau kamu berangkat mondok caranya seperti ini itu salah nak… itu salah nak…salah sekali ” sayup suara itu menghilang ditengah ruangan yang gelap tanpa sinar rasanya aku kenal dengan suara itu, yaa.. tak salah lagi pasti itu suara Abah Karim, guru ngaji yang paling kuhormati dan aku segani, sepeninggal suara tadi aku langsung terbangun dari mimpi, keringatku bercucuran dan jangtungku berdetak kencang, kupejamkan mataku sembari berkata dalam hati “ Alhamdulillah ya Allah aku masih engkau peringatkan hambamu ini “, setelah itu dengan bergegas aku mohon diri kepada susi, aku beralasan jika ada makalah pelajaran dikampus yang tertinggal dirumah teman, terang saja susi menolak keputusanku, dia beralasan jika aku tak mau bersama dengannya, kontan saja aku menolak tuduhannya, kemudian dengan sedikit memaksa susi memohon kepadaku agar mau menemaninya malam ini saja. Gengaman tangannya yang halus membuat darah ini kembali berdesir, “namun bagaimanapun juga ini adalah sebuah kesalahan “ gumanku dalam hati, selanjutnya dengan keras aku menolak ajakan susi tersebut, aku katakan dengan lirih dan jujur jika kita tak mungkin bersama apalagi sampai semalam, aku yakin kita pasti melakukan hal hal yang diluar batas, ujarku dengan tegas, kemudian dengan perlahan susi melepaskan gengaman tanganku, sesaat kemudian susana menjadi hening, sunyi dan hanya suara Bis yang menderu deru. Aku katakan kepada susi jika sebenarnya aku bukanlah seorang mahasiswa namun aku adalah seorang santri sebuah pesantren dikediri, susi nampak terkejut, kemudian dengan lelehan air mata susi meminta maaf atas tindakanya.

Nafasku aku lepaskan dengan begitu dalam, dari kejauhan kulihat bis yang membawaku semakin meghilang, ku tersenyum penuh bangga, pasalnya hari ini dengan suara ghaib abah karim aku telah berhasil mengalahkan nafsu. Terimakasih Ya Allah, terima Kasih abah. Terima kasih engkau masih mengingatkan aku kalau kau masih santri.

Tulisan ini aku pasang di Mading hidayah tahun 2006

Tidak ada komentar:

Posting Komentar